Free Filep Karma

Pekey: Situasi Paniai Semakin Mencekam!

Posted by Papuan Voices On Rabu, Desember 28, 2011 0 komentar
Pasukan Elit Indonesia (Foto: Ist)
PAPUAN, Jayapura --- Operasi Militer dengan sandi “Operasi Tuntas Matoa 2011” yang digelar di Kabupaten Paniai, Papua, sejak tanggal 13 Desember 2011 masih akan terus dilangsungkan --sampai saat ini.

Malahan, beberapa warga sipil di Paniai melaporkan tensinya semakin meningkat, dan aparat TNI/Polri justru semakin bertindak brutal.

Banyak warga sipil yang telah menjadi korban dari operasi tersebut. 14 warga sipil dikabarkan tewas. Puluhan warga sipil lainnya luka-luka. Puluhan rumah warga sipil dibakar aparat TNI/Polri.

Ribuan warga sipil telah mengungsi dari Paniai sejak operasi militer dilangsungkan. Ada yang ke Nabire, Dogiyai, Deiyai, bahkan sampai ke Timika. Namun, ada juga yang memilih tetap bertahan di Paniai walau takut.

Oktovianus Pekey, salah satu tokoh agama di Paniai, siang tadi, Rabu (28/12) melaporkan, dalam suasana natal, situasi Paniai bukan semakin membaik, namun semakin mengkhawatirkan.

“Sejak tanggal 24 Desember malam, aparat Brimob lengkap dengan senjata telah mendatangi rumah-rumah warga sipil, dan mendobrak pintu rumah mereka, dan menanyakan keberadaan TPN/OPM.”

Padalah, lanjut Okto, mereka adalah warga sipil yang tak tahu apa-apa tentang keberadaan TPN/OPM yang dimaksud aparat Brimob tersebut.

Selain menanyakan keberadaan TPN/OPM, Brimob juga secara brutal menembak kebun-kebun milik warga sipil, ternak babi, dan menimbulkan rasa takut yang berlebihan.

“Yang ditembak seperti pohon pisang, tanaman tebu, tanaman keladi, ternak babi yang mau di barapen saat natal, dan barang-barang apa saja yang ada disekitar rumah warga.”

Okto menjelaskan, karena takut, tidak ada warga yang tinggal di Paniai, terutama di tiga kampung dekat markas Eduda, Paniai.

“Aparat Brimob tiap malam melakukan sweeping tanpa sebab dan akibat, ini justru menimbulkan ketakutan diantara masyarakat,” jelasnya.

Okto menambahkan, saat pertemuaan antara Muspida dan masyarakat Paniai yang di gelar pada tanggal 20 Desember 2011 lalu, dirinya telah meminta agar Kapolsek dan komandan Brimob dapat membatasi ruang gerak anak buahnya yang sering meresahkan warga sipil.

“Saya waktu itu minta Kapolsek dan Komandan Brimob dapat membatasi ruang gerak anak buah mereka, karena tentu warga takut sekali melihat mereka.”

Namun, kata Okto, sampai saat ini tak ada respon, dan malahan mereka bertindak lebih brutal lagi.

“Tadi siang ada helicopter yang digunakan untuk memantau situasi di sekitar Paniai, dan sampai juga ke markas Eduda. Padahal, sudah beberapa hari lalu telah tak digunakan,” tutur Okto.

Melihat ada helikopter berputar-putar di Paniai, tentu menimbulkan pertanyaan lagi bagi warga Paniai.

“Kami masih terus memantau situasi di sini,” ungkap Okto.

Beberapa waktu lalu, dalam berbagai media massa, Bupati Kabupaten Paniai, Naftali Yogi S.Sos telah menyatakan situasi di Paniai aman dan kondusif.

Namun, yang bisa kita lihat situasinya berbeda. Situasi Paniai sangat-sangat mengkahwatirkan, dan bisa dikatakan dalam kondisi yang darurat.

Komentar Bupati oleh banyak pihak dituding sebagai pembohongan public alias “tipu” karena fakta yang terjadi di lapangan berbeda sekali.

OKTOVIANUS POGAU

0 komentar:

Posting Komentar