Pdt. Dr. Benny Giay, (Foto: Ist) |
Demikian penegasan Pdt. Dr. Benny Giay, Ketua Sinode Kingmi di tanah Papua, ketika menggelar konfrensi pers di Kantor Sinode KIGMI, Jayapura, Papua, siang tadi, Kamis (22/12).
Menurut Benny, seharusnya bulan Desember ini merupakan saat untuk berdamai, saat untuk berdialog, juga saat untuk saling membuka diri dan saling mendengar.
“Namun, fakta yang terjadi dilapangan lain, ada operasi militer yang dilangsungkan di Kabupaten Paniai sejak tanggal 13 Desember, bahkan satu ibu hamil dikabarkan meninggal dunia akibat operasi tersebut.”
Benny melanjutkan, presiden SBY menerima rombongan pimpinan gereja dengan baik, dan bahkan bicara dengan santai sekali.
“Ini berbeda ketika kami bertemu dengan Menkopolhukam dan jajarannya di Jakarta, agak sedikit tegang,” jelasnya.
Benny menjelaskan, Presiden SBY mengatakan akan menyelesaikan masalah Papua dengan membangun dialog dari hati ke hati, tidak represif, tidak dengan operasi militer, dan membangun dialog secara bermartabat dan menyeluruh.
“Dia (SBY) ikat saya dengan janji-janji,” simpul Benny.
Namun, lanjut Benny, saya juga meragukan apakah yang disampaikan SBY akan dilaksanakan juga oleh anak-anak buahnya.
“Saya sempat bertanya kepada SBY, apakah di negara ini ada satu pimpinan atau banyak pimpinan,” tanya Benny, “Dia tidak menjawab pertanyaan saya."
Salah satu cara penyelesaiaan masalah di Papua adalah kami meminta Pemerintah membuka diri menggelar DIALOG yang inklusif, tanpa syarat, yang adil, bermartabat dan komprehensif dengan rakyat Papua, dengan dimediasi oleh pihak ketiga yang netral.
“Bukan model dialog dalam UP4B, tapi dialog yang dimediasi oleh pihak ketiga yang netral,” urai Benny.
Dalam konfrensi pers tersebut hadir juga Ketua Gereja Baptis Papua di tanah Papua Pdt. Socrates Sofyan Yoman, Mantan Ketua Umum PGI Pdt. Dr. Phil Erari.
OKTOVIANUS POGAU
1 komentar:
MAJU TERUS BAPAK PENDETA BERSAMA PASUKANNYA....
Posting Komentar