Free Filep Karma

Sebut Paniai Aman, Bupati Naftali Yogi “Tipu”

Posted by Papuan Voices On Jumat, Desember 23, 2011 0 komentar
Bupati Paniai, Naftali Yogi S.Sos (Foto: JUBI)
PAPUAN, Nabire --- Hampir semua pemberitaan di media massa –baik media nasional maupun media lokal– telah mengutip pernyataan Bupati Kabupaten Paniai, Naftali Yogi, S.Sos yang menyatakan situasi di Kabupaten Paniai telah aman dan kondusif.

Bahkan, mengutip pernyataan Bupati Paniai, ada beberapa media yang menyebutkan tak ada operasi militer di Paniai, termasuk tak ada korban warga sipil, juga tak ada rumah-rumah warga sipil yang dibakar aparat gabungan TNI/Polri.

Marcel Gobay, salah satu tokoh pemuda Paniai di Nabire kepada Papuan Voices menyatakan Bupati Paniai telah melakukan pembohongan publik alias “tipu” dan lebih dari itu telah membohongi rakyatnya di Paniai dan termasuk membohongi dirinya sendiri.

“Faktanya, kemarin siang, Rabu (21/12), sekitar pukul 11.00 WIT hingga 12.20 WIT, Satgas Tuntas Matoa 2011 yang terdiri dari gabungan TNI/Polri masih melakukan penyisiran lewat udara dengan menggunakan helicopter. Mereka mondari-mandiri di beberapa kampung seperti di daerah lereng Gunung Wege, Kampung Toko, Badauwo dan Uwamani di bagian hutan, dan di Dusun Woubutu. Di Kampung Badauwo sangat dekat dan hampir mengenai rumah-rumah warga,” jelas Marcel.

Marcel mengatakan, Kampung Woubutu merupakan kampungnya keluarga dari Naftali Yogi sendiri. Penyisiran ini dilakukan dengan melancarkan tembakan rentetan dari udara yang mengakibatkan ketakutan dan warga berlarian mencari tempat persembunyian.

“Melihat keberadaan Aparat TNI/Polri saja masyarakat sudah takut dan trauma, apalagi mendengar bunyi senjata, dan mengarahkan tembakan pada rakyat sipil, sudah tentu tidak aman sekali,” jelas Marcel.

Kondisi ini, Lanjut Marce, tentunya membuka kembali memoria passionis warga yang pernah mengalami sejarah dan mendengarkan sejarah masal lalu yang suram yaitu operasi militer tahun 1962, 1969, 1982 di Paniai, dan lebih dari itu ABRI Masuk Desa tahun 1989 -1993, tepat di Kampung Badauwo.

“Sampai saat ini masyarakat sipil di Desa Badauwo dan sekitarnya distigmatisasi dengan anggota TPN/OPM, lantas disiksa, direndam di kolam selamat 24 jam, tanaman dan ternak diambil saja, masyarakat yang rambut dan jenggot panjang dipaksa gunting dengan tang dan lain-lain. Perlakuan seperti ini sangat biadab sekali,” ungkapnya.

Marcel juga menyebutkan, penyisiran di Kampung Eduda yang mengakibatkan kondisi keamanan Paniai tidak kondusif sesungguhnya adalah akibat kegagalan Bupati Paniai Naftali Yogi membangun dalam bidang keamanan.

“Bupati Paniai telah jelas-jelas gagal memberikan rasa aman dan nyaman bagi warga masyarakat Paniai terutama keamanan dan kenyamanan pada bulan Desember tahun 2011 ini,” urai Marcel.

Melihat berbagai pemberitaan yang mengutip pernyataan Bupati Paniai dan menyatakan tak ada operasi militer dan Paniai aman-aman saja, menurut Marcel ini hanya bentuk memulihkan citra seorang Bupati.

Menurut Marcel, sebaiknya Bupati Naftali Yogi tidak boleh “memetik manfaat” dari penderitaan rakyat sipilnya sendiri akibat penyisiran di Paniai.

“Sekalipun Naftali Yogi berbeda pandangan, beda Ideologi, tapi ingat bahwa mereka yang di Eduda adalah saudara mu sendiri, mereka bukan binatang buruan, mereka adalah pencari hak azasi dan keadilan yang hakiki,” imbuh Marcel dengan kecewa.

Karena itu, diharapkan pada tanggal 24 Desember 2011, Bupati Paniai bisa melakukan kunjungan ke beberapa kampung yang berdekatan langsung dengan Eduda, diantaranya kampung Toko, Badauwo, Uwamani dan Dagouto.

“Bupati harus dengan mata kepala melihat perayaan natal di beberapa kampung ini, apakah masyarakat aman, damai, tentram, dan merayakan natal dengan baik atau tidak, jangan hanya omong besar di media,” tukas Marcel.

“Saya selaku tokoh pemuda meminta Bupati Paniai segera menarik pasukan gabungan TNI/Polri yang melakukan operasi Satgas Tuntas Matoa 2011 dari Paniai, paling lama tanggal 23 Desember 2011. Biarlah masyarakat merayakan Natal di dusun yang kecil dengan aman, tentram dan damai sebagaimana mestinya,” demikian tutup Marcel.

OKTOVIANUS POGAU

0 komentar:

Posting Komentar