Warga Papua disiksa TNI (Foto: Ist) |
Kemudian, tepat di halaman tampak berkibar sebuah bendera Bintang Kejora. Tak ada korban nyawa dalam insiden ini, karena pada saat itu tak ada petugas Polisi yang siaga.
Keesokan pagi, puluhan aparat dari Polres Serui mendatangi beberapa rumah warga sipil. Ada sembilan orang yang ditangkap, salah satunya adalah kepala kampung Tatui.
Dilaporkan, mereka disiksa secara hebat oleh puluhan anggota Polisi. Dan diminta mengaku karena dituduh terlibat dalam aksi pembakaran tersebut.
“Mereka diduga ikut membakar pos Polisi, dan terlibat mengibarkan bendera bintang kejora,” jelas Selia Waromi, salah satu warga sipil di Kabupaten Serui kepada Papuan Voices, siang ini, Jumat (30/12).
Selia mengatakan, sembilan orang tersebut tidak terlibat dalam aksi pembakaran Pos Polisi dan pengibaran bendera bintang kejora, tetapi mereka justru ikut memadamkan kobaran api.
“Saat pos Polisi terbakar, sembilan orang ini, bersama warga kampung yang padamkan api. Jadi, jika mengatakan mereka pelakuknya, adalah tidak mungkin.”
Selia menyebut kesembilan orang tersebut adalah, Marten Worabai, Wellem Ataruri (Kepala Kampung), Lorens Yapanani (Ketua Bamuskam), Yonatan Wanenda, Agus, Manuel Wanenda, Frengki Aroma, Lukas Koroa, dan Yohanis Isege.
Kepala kampung Tatui dan Marten Worabai yang disiksa paling brutal dari yang lain. Mereka mengalami luka dan pendarahan hebat.
“Mereka dua sempat dilarikan ke RSUD Serui untuk mendapatkan perawatan,” ujar Selia.
Menurut Selia, dari kesaksian Marten Worabai, saat peristiwa tersebut, dirinya sedang tidur di rumahnya bersama Istri dan anak-anaknya.
Dia baru mengetahui peristiwa kebakaran setelah ada teriakan anak-anak yang memberitahukan kalau ada pos Polisi yang terbakar.
“Saya langsung keluar dan cek kebenarannya, dan saya sama-sama warga disini ikut memadamkan api. Jadi, saya tidak ada di tempat kejadiaan saat pos Polisi mau dibakar,” ucap Marten seperti ditirukan Selia.
Lanjut Selia, setelah memadamkan api merekapun pulang kerumah masing-masing, namun pada pukul 02.30 WIT, Marten Worabai diambil secara paksa oleh anggota Polisi dari rumahnya.
“Tanpa keterangan, Marten Worabai dihajar sampai babak belur bersama dengan kepala kampung yang sedang berseragam Dinas, beserta tujuh orang lainnya di pos Polisi lain.”
Akibat penganiayaan tersebut, kepala Marten mendapat lima jahitan. Kepala kampung harus dirawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Serui selama 1 malam.
Pada pagi harinya, dilaporkan Kapolres Serui memerintahkan anak buahnya untuk menyisir seluruh kampung Tatui dan beberapa kampung lainnya. Tujuannya mencari siapa pelaku yang membakar pos Polisi tersebut.
Sampai saat ini situasi Kampung Tatui, Distrik Kosiwa, Kabupaten Serui masih mencekam. Warga tidak melakukan aktivitas seperti biasanya.
Kabid Humas Polda Papua, Kombes Wachono, ketika dikonfirmasi Papuan Vocies tidak bersedia memberikan keterangan karena belum mendapat laporan lengkap.
OKTOVIANUS POGAU
0 komentar:
Posting Komentar