Free Filep Karma

Satu Warga Sipil dan Dua anggota TPN/OPM Dikabarkan Tewas

Posted by Papuan Voices On Kamis, Desember 15, 2011 2 komentar
Aparat gabungan TNI/Polri (Foto: Ilustrasi)
PAPUAN, Paniai ---Yustinus Gobay, salah satu warga Paniai melaporkan satu orang warga sipil, dan dua anggota TPN/OPM tewas akibat penyerangan yang dilakukan aparat TNI/Polri di Kampung Kugikou, Distrik Paniai Timur, Kabupaten Paniai, Papua, sejak Selasa (13/12) sampai sekarang, Kamis (15/12).

“Mereka tewas karena dapat tembak dari TNI/Polri. Mayat mereka sedang di semayamkan disini,” ungkapnya melalui sambungan telepon seluler dari Paniai, Kamis (15/12) sore ini.

Adapun nama-nama korban, Yusak Kudiai (20) merupakan warga sipil, Abet Yogi (21) dan Mabi Pigay (26) disebut sebagai anggota TPN/OPM.

Dikubuh Brimob dikabarkan dua orang tewas, dan tiga orang luka berat. “Tapi kepastiannya bisa tanyakan sama bapak Kapolres,” kata Yustinus.

Sementara itu Kapolres Paniai, AKBP Jannus Siregar S.Ik ketika di konfrimasi Papuan Voices membantah adanya korban nyawa, terutama di kubuh TPN dan warga sipil.

“Tidak benar ada korban dari kubuh TPN/OPM, termasuk dari warga sipil,” tulisnya menjawab pesan singkat yang dikirim media ini.

Ketika ditanya terkait kebenaran ada aparat yang tewas, Kapolres juga membantah ada korban. “Di kubuh apara juga tidak ada yang korban,” jelasnya melalui pesan singkat lagi.

Menurut Yustinus, sampai saat ini TNI/Polri masih menduduki markas TPN/OPM di Eduda, dan telah mengibarkan bendera merah putih di lapangan yang biasanya dipakai sebagai tempat upacara.

Banyak dari warga sipil dikabarkan telah melarikan diri sejak penyerangan tersebut. Pendropingan pasukan TNI/Polri masih terus dilakukan dihampir semua wilayah Paniai.

OKTOVIANUS POGAU



2 komentar:

Anonim mengatakan...

Inikah yang disebut dialog komonikasi kontruktif.
Sunguh luar biasa.

Anonim mengatakan...

TEMPO.CO, Jayapura - Organisasi Papua Merdeka Divisi II Makodam Pemka IV Paniai menyatakan, 14 anggotanya tewas dalam baku tembak dengan aparat keamanan Indonesia di Eduda, Paniai, Selasa, 13 Desember 2011.

Data terbaru OPM menyebutkan, enam orang juga terluka terkena peluru tajam. “Penembakan saat itu membabi buta. Kami diserang dari helikopter, juga dari darat. ABRI masuk dan menembak siapa saja yang ada di depan,” kata Leo Yeimo, juru bicara Tentara Pertahanan Nasional Organisasi Papua Merdeka Divisi II Makodam Pemka IV Paniai, Kamis, 15 Desember 2011.

Korban meninggal menurut versi OPM, yakni Tapupai Gobay, 30 tahun, terkena tembakan di dada; Tawe Awe Bonai (30), kepala hancur; Uwi Gobay (35), tertembak di perut; Wate Nawipa (25), tertembak di bagian punggung; Martinus Gobay (29), kepala hancur; Owdei Yeimo (35), terkena di punggung; Ruben Gobay (25), tertembak di perut; Paulus Gobay (42), tertembak di perut; dan Bernadus Yogi (23) tertembak di dada

Selain itu, Damianus Yogi (15), tertembak di punggung; Simon Kogoya (40), tertembak di perut; Simon Yogi (30), tertembak di kepala; Lukas Kudiai (25), tertembak di dada; dan Alfius Magai (20), kepala hancur.

Sementara korban luka, yakni Paskalis Kudiai (15), terserempet peluru di bagian kepala; Martinus Kudiai (30) tertembak di tangan; Daud Mote (40), tertembak di paha; Amandus Kudiay (43), terluka di lengan; Yohan Yogi (21) di bagian kaki; dan Mon Yogi (20) tertembak di punggung.

“Semua itu adalah pahlawan Papua Barat. Mereka ada yang dikubur di markas sekarang, ada juga yang tidak sempat dibawa lari dan mati di hutan. Ini data resmi dari kami dan bukan tipu-tipu,” kata Leo.

Ia mengatakan, aparat Indonesia masih terus mengejar. Saat menghubungi Tempo, sebuah helikopter melintas dekat di atas persembunyian mereka. “Ini sekarang ada helikopter mencari kami. Kami sembunyi, tapi saya tidak bisa bilang di mana kami sekarang,” katanya.

Menurut dia, OPM meminta agar diberi kedaulatan penuh sebagai sebuah bangsa. “Kami hanya meminta hak kami. Kalau tidak diberi, terus kami lawan. Korban kami sudah banyak, jadi tidak bisa menyerah.”

Ia meminta petugas Indonesia agar tidak menyiksa warga sipil hanya untuk mencari tahu keberadaan OPM. “Sebaiknya aparat segera pergi dari Paniai. Masyarakat sudah banyak mengungsi karena ketakutan tiap hari lihat tentara banyak-banyak,” tegasnya.

Terkait jumlah tewas dari pihak OPM, Kepolisian Paniai tidak mengetahuinya. “Saya tidak tahu. Kita pasti juga tidak akan dapat data itu. Soal ada 20 tertembak, itu saya juga tidak tahu,” kata Kepala Kepolisian Resor Paniai Ajun Komisaris Besar Polisi Janus Siregar.

Aparat hanya bertugas mengamankan wilayah dan tak akan mentoleransi gerakan bersenjata yang bertujuan ingin mendirikan negara dalam negara. “Kita akan tumpas itu, juga untuk antisipasi ke depan. Ya, masak kita mau diam saja kalau ditembak, pasti kita akan balas. Tapi soal mereka ada yang tertembak, itu saya tidak tahu,” ujarnya.

Posting Komentar